HOME   PUISI   JOURNAL   PHOTOS   THOUGHTS

Kesedihan atas kesedihan

Perjalanan hidup ini boleh diertikan seperti sebuah pemanduan di atas lebuh raya menuju ke satu destinasi. Jalan yang ditempuh seharusnya lurus dan lancar, seperti adanya lebuh raya yang lebar dan luas. Tapi kita maklum bahawasanya tak mungkin jalan di kota boleh selicin itu. Pasti akan ada sekatan dan halangan yang boleh melambatkan, malah menghentikan perjalanan.

Kadang, kita akan bertemu dengan kecelakaan yang mengakibatkan lalulintas trafik sangat sibuk, lalu menghambat perjalanan menjadi sangat perlahan. Waktu itu, emosi akan merajai rasa, dan ketidak sabaran boleh menyebabkan situasi menjadi lebih parah. Bila tak terkendali dengan bijak, perasaan itu boleh mengakibatkan amarah, sakit hati dan sedih. Kerasionalan pun jadi sangat minimal, dan kita bisa bertindak mengikut nafsu, keluar dari perjalanan atau berhenti terus.

Dalam memandu ke destinasi, salah mengartikan petunjuk adalah juga satu risiko yang harus diambil perhatianan. Bukan salah petunjuk jalan, tapi telinga yang salah mendengar, mata yang salah melihat, dan hati yang salah mengartikan kebenaran. Bila jari telunjuk mengarah mencari salah orang lain, pasti empat jari lagi akan tetap mengarah pada diri sendiri. Tiap-tiap pemandu di jalan raya mempunyai tanggung jawab untuk memerhatikan sekeliling dan mengamati petunjuk yang ditemukan dengan saksama, kerana yang ingin sampai ke destinasi adalah dirinya sendiri, bukan orang lain. Tidak salah untuk mengikuti jejak orang lain tapi tanggung jawab pertama tetap harus dipikul dirinya sendiri dahulu. Maka adalah penting untuk cukup ilmu dan kebijakan dalam menetukan arah perjalanan agar senantiasa tetap di atas jalan lurus dan lancar.

Ada kalanya, halangan yang dihadapi di atas jalan bukan cuma sekali, tapi berkali-kali. Itu sudah cukup menantang kesabaran seorang pemandu, walau sesabar apa pun dia, pasti suatu saat hatinya akan terusik untuk turut berasa marah. Maka, sekali lagi atas dasar kebijakan, inilah saatnya untuk berhenti sementara, mengisi apa yang terluang, membaiki apa yang kurang, menambah apa yang perlu untuk menyambung perjalanan. Berhenti sementara bukanlah bermaksud menyerah kalah, tapi untuk mengasah kembali ketajaman akal agar bisa berfungsi lebih baik untuk bekal perjalanan yang masih tinggal.

"(Ingatlah) ketika kamu lari dan tidak menoleh kepada seseorangpun, sedang Rasul yang berada di antara kawan-kawanmu yang lain memanggil kamu, (karena itu Allah menimpakan atas kamu kesedihan atas kesedihan), supaya kamu jangan bersedih hati terhadap apa yang luput dari pada kamu dan terhadap apa yang menimpa kamu. Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” Ali-'imran:153

Success is not a destination, it is a journey.

Sesungguhnya, perjalanan ini sangatlah panjang. Destinasi tidak ada arti kalau tidak membawa pulang sesuatu yang bisa terdapatkan di sepanjang perjalanan.

Challenges are what make life interesting .. Overcoming then is what make life meaningful..

Cabaran membuat hidup itu menarik, mengatasinya pula membuat hidup itu berarti..

ma'assalamah..

 

0 comments: