Fitrah
Pernahkah aku merasakan dinginnya pagi
Bila sang mentari menuruti fitrah
Menyongsong hari dengan sinar rahmah
Pernahkah aku menyentuh kelopak mawar
Menyantun jiwa dengan indah warnanya
Melakar senyum di bibir setiap pemujinya
Dan pernahkah aku menatap tingginya langit
Teruja kerlipannya bintang gemintang
Terpesona malamku dalam sendirian
Sungguh nikmat Tuhanku, yang manakah aku dustakan?
Terpanjatlah syukurku...
Umpama tanah kering disirami hujan
Airnya mengalir ke setiap rongga kekosongan
Membasahi akar menyuburkan pepohonan
Dan bila tiupan angin tiba-tiba kencang
Gugurlah daun-daun kering itu, hilang terhanyut deras
Akar nan mencengkam kuat
Dahannya teguh menantang arus
Kental tabah meredah kesanggupan
Berjuang antara badai-badai paling ganas
Berjuang ia... sampai tuntas...
Dan bila sinar mentari tetap pada jalan Nya
Siapa yang sadar cambah-cambah memutik
Lahirnya wajah dedaunan baru
Tumbuh subur terbajai unsur-unsur aqli
Lalu rimbunlah ia menjadi naungan nyaman
Sang perwira bakti yang kehausan kemenangan...
Dan selagi mentari masih tetap pada fitrah
Menyongsong hari dengan sinar rahmah...
Tetaplah di bawah naungan
Tetaplah menjunjung peranan
Bagai sang jauhari yang arif lagi bijaksana
Yang sangat tau mensyukuri nikmat
Nikmat Tuhannya .. tak satupun ia dustakan.
--> f14/5 June 2006/5.13pm